Agama Islam berasal
dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah agama Islam kemana-mana,
diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula berangsur-angsur
meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.
Mengenai masuknya Islam ke
Indonesia tidak diketahui secara pasti. Berikut beberapa sumber sejarah yang
menjadi bukti masuknya Islam ke Indonesia:
1.Perkampungan Islam yang
terdapat disekitar Selat Malaka pada abad ke-7 dan ke-8
2.Batu bersurat pada sebuah makam
seorang wanita muslim di Leran Gersik Jawa TImur, atas nama Fatimah binti
Ma'imun, berangka tahun 475 H (1082 M)
3.Catatan kisah perjalanan
Marcopollo (Musafir Venesia) yang singgah di Perlak Aceh Utara tahun 1292 M
4.Batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh,
raja Samodra Pasai yang berangka tahun 1345 M
Pembawa Islam ke Indonesia
Pembawa Islam
ke Indonesia terutama para pedagang dari Gujarat (India), Arab dan Persia.
Sedangkan pusat perdagangan yang berperan penting dalam penyebaran Islam ke
Indonesia ialah bandar (pelabuhan) Malaka.
Sejak abad ke-15 kota Malaka
tumbuh sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Sementara itu proses perkembangan
agama Islam di Indonesia semakin cepat meluas setelah Malaka direbut Portugis
pada tahun 1511 seperti yang ditulis Tome Pires dalam karyanya Suma Oriental.
Semakin lama semakin banyak
pedagang asing yang melewati perairan Nusantara. Pelayaran di Indonesia semakin
ramai sehingga tumbuh badar-bandar dibeberapa pulau di Indonesia, misalnya di
Aceh, Palembang, Cirebon, Jepara, Tuban, Banjarmasin, Ternate dan Tidore.
Semakin banyak bandar di Indonesia, perkembangan Islam ditanah air semakin
lancar.
Teori Masuknya islam Di Nusantara
Masuknya Islam
ke Indonesia menurut pendapat lain ada 3 teori yaitu teori Persia, Teori
Gujarat dan Teori Mekah, yaitu penjelasannya sebagai berikut :
1. TEORI PERSIA
Teori ini dibangun oleh P.A.
Hussein Djayadiningrat. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada
kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam di Indonesia yang dirasakan
memiliki persamaan dengan Persia. Salah satu persamaan tersebut adalah :
Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai peringatan syiah atas kematian
Syahidnya Husain.
2. TEORI GUJARAT
Teori Gujarat adalah teori yang
menyatakan bahwa datangnya Islam di Indonesia berasal dari Gujarat. Teori ini
dikemukakan oleh Snouck Hurgronye. Dengan alasan agama Islam disebarluaskan
melalui jalan dagang antara Indonesia dengan Cambay (Gujarat).
Menurut J.C. Van Leur, masuknya
Islam pada 7 M bukan pada 13 M. Sedangkan pada abad 13 M itu perkembangannya.
3. TEORI MEKAH
Teori ini dipelopori Hamka. Ia
berpendapat tersebut karena Mekah sebagai pusat agama Islam. Dan ia menolak
pendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 sebab Islam masuk
Indonesia jauh sebelum abad ke-7.
Cara Penyebaran Islam Di Nusantara
Penyebaran dan
perkembangan Islam di Indonesia dilakukan secara damai melalui beberapa
saluran-saluran sebagai berikut :
1. Jalur Perdagangan
Melalui perdagangan inilah sangat
menguntungkan bagi penyebaran Islam, karena para raja dan kaum bangsawan ikut
serta dalam perdagangan ini. Para pedagang muslim banyak yang bermukim di
pesisir Jawa (Pantura) yang penduduknya masih kafir.
2. Jalur Sosial
Dari sudut ekonomi para pedagang
muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada penduduk pribumi.
Sehingga penduduk pribumi, yang terdiri dari putri-putri bangsawan tertarik
menjadi istri-istri saudagar muslim. Namun sebelum dinikahkan, terlebih dahulu
diislamkan. Dari perkawinan inilah kemudian saudagar muslim memperoleh banyak
keturunan yang juga Islam.
3. Jalur Pengajaran
Masuk dan berkembangnya Islam di
Nusantara juga dilakukan melalui jalur pendidikan. Baik di pesantren-pesantren
maupun di pondok-pondok yang diselenggarakan oleh para kiai, para ulama, dsb.
4. Jalur Kesenian
Diantara kesenian yang paling
terkenal adalah wayang. Jalur ini dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Beliau adalah
tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Para penonton dibimbing untuk
mengucapkan syahadat. Sebagian cerita wayang dipetik dari Mahabarata dan
Ramayana.
No comments:
Post a Comment